Categories
GRI

Membaca Apa dan Siapa : Karya dan Sang Penciptanya

Sambutan Teguh Esha dalam Anugerah Pembaca Indonesia 2010 
Membaca Apa dan Siapa : Karya dan Sang Penciptanya
Ketika aku MEMBACA sesuatu –BERITA dan atau CERITA—apa yang sesungguhnya ‘ku baca? Aku membaca suatu KARYA yang DITULISKAN oleh SANG PENULISNYA: SEORANG WARTAWAN atau SEORANG SASTRAWAN.

Di dalam karya tersebut terkandung SUATU dan atau BEBERAPA PERISTIWA tentang SIAPA, APA, MENGAPA, DIMANA, KAPAN dan BAGAIMANA:

Siapa yang dituliskan?
Apa yang dikerjakannya?
Mengapa ia dituliskan?
Dimana peristiwa itu terjadi?
Kapan terjadinya?
Dan bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut sejak dari awal sampai ke akhirnya?

Sesuatu buku, majalah, suratkabar dan media (komunikasi) massa yang lainnya adalah alat atau sarana pengantar suatu karya yang dituliskan oleh sang penulisnya berdasar pengalaman raga dan jiwanya, lahir dan bathinnya; melalui proses penciptaan atau kreativitas yang ‘merupakan’ kesatupaduan kegiatan akal dan fikiran, perasaan dan keseluruhan aktivitas yang berlangsung serentak dan serempak serta sinergik dan harmonik; dalam suatu TOTALITAS PENULISAN yang digerakkan oleh SUATU DAYA CIPTA DARI LUAR DAN DARI DALAM DIRINYA!, YANG BERKESINAMBUNGAN pada suatu (batas) WAKTU TERTENTU!

SEBELUM AKU menuliskan cerita ALI TOPAN ANAK JALANAN, cerita itu BELUM ADA! Dan sebelum bokapku dan nyokapku bertemu dan kemudian mereka menikah, AKU BELUM ADA, BELUM EXIST DI DUNIA INI! Demikian pula riwayat manusia-manusia dan ciptaan-ciptaan yang lainnya! Sebelum ada, mereka tidak ada! Peristiwa nyatanya tidak ada atau belum ada sebelum di-ada-kan.

Sebelum Ali Topan ada, kemudian ia ada, siapakah yang meng-ada-kan dia? Aku!

Aku –sang penciptanya dan sang penulisnya–yang mengadakannya!

Lalu, sebelum aku ada dan kemudian aku ada, Siapakah Yang mengadakan aku?

Orangtuaku? Bukan! Orangtuaku hanyalah media, alat, sarana peng-ada-an diriku:
dari tak ada menjadi ada.

Kar’na, sebelum bapak dan ibuku ada di dunia ini, Siapakah yang Meng-ada-kan mereka?
Bapak moyang mereka?

Lalu, sebelum bapak moyang mereka ada, Siapa Yang Meng-ada-kan bapak moyang kita?

Ujung-ujungnya kita kepentok FAKTA, bahwa ADA SANG PENGADA YANG MENGADAKAN siapa dan apapun yang DIA KEHENDAKI! DIA ALLAH SANG PENCIPTA!

Bagaimana Sang Pencipta menciptakan sesuatu –siapa dan apa –yang Ia kehendaki?

Jika Allah berkehendak terhadap sesuatu, Ia berkata:
“ada” maka ia “ada”
“be” so it is “be”
KATA! KATA KATA!
DAN BAHASA! BAHASA BAHASA!

Sebagaimana manusia dan ciptaan-ciptaan yang lainnya, ALLAH yang menciptakan semua itu! Tak ada yang selain Allah!Bahkan orang-orang yang konon —kata mereka—tidak percaya dengan (Keberadaan) Allah, mereka tidak sanggup menjelaskan tentang keber-ada-an diri mereka di dunia ini : sebagai objek dan bukan subjek penciptaan. Dan, —–jika ,mereka berkarya—apakah mereka juga menyangkal, bahwa karya mereka tak ada penciptanya?

Orang-orang yang kata mereka tidak percaya dengan keberadaan Sang Pencipta, bagaimana mereka bisa tidak percaya tentang keberadaan karya-karya yang mereka ciptakan dari tak ada menjadi ada?

Mereka diberi mata untuk melihat, tapi mereka buta. Bukan mata di kepala mereka yang buta, tapi mata dalam dada mereka: mata bathin mereka!

Mereka diberi telinga untuk mendengar, tapi mereka tuli. Bukan telinga di kepala mereka yang tuli, tapi telinga bathin mereka yang tuli!

Mereka diberi nurani untuk mengerti, tapi mereka tak kunjung jua mengerti.

Mereka buta bisu tuli, tapi mereka tidak menyadari.

Jika aku membaca sesuatu buku –buku sastra dan atau bukan sastra!—aku merenung dan berfikir tentang sang penulisnya! Jika aku melihat —dan membaca dengan akal, fikiran dan perasaanku—selembar daun atau sekuntum bunga; aku berfikir dan takjub, terpesona oleh Daya Cipta, Pengetahuan, Teknologi dll. yang dipunyai Allah yang sanggup menciptakan semua daun dan semua bunga ada di bumi ini!

Aku sering memetik selembar daun dari tangkai pohonnya. Ku pandangi selembar daun itu. “Dulu kamu tidak ada, wahai selembar daun. Lalu, kamu diadakan oleh Allah Sang Pencipta: Dari tidak ada menjadi ada. Dan sekarang kamu berada di telapak tanganku.

Aku harus bisa membuktikan, bahwa kamu sesungguhnya tidak ada,” kataku kepada selembar daun itu. Dengan Nama Allah Sang Pencipta, aku sobek daun itu menjadi dua sobekan. Lalu kusobek-sobek lagi setiap belahannya. Demikian seterusnya hingga ke bagian-bagian yang terkecil yang mampu kubelah. Dan aku berfikir : jika setiap bagian dari daun itu dibelah-belah terus hingga ke bagian yang terkecil, dan dibelah-belah, lagi, maka bagian yang terkecil itu tidak ada! Aku gemetar. Sekujur diriku—raga dan jiwaku–merinding. Pujian untuk Allah Tuan al alamin.

Ketika aku membaca sesuatu buku, aku membaca sang penulis buku itu dengan akal dan fikiranku! Bahkan ketika aku membaca sebait puisi yang “ku ciptakan” dan kutulis dengan tanganku sendiri, aku terkaget-kaget! Kenapa —dan bagaimana—kok “tiba-tiba”
aku bisa menulis puisi itu:

aku di sini
aku tak lari, aku tak sembunyi
penjaraku tak bert’rali besi

atau ini:

sunyi ini bukan sunyi yang dulu
tapi tetap sunyi

Seperti kegiatan manusia yang lainnya, kegiatan menulis dan membaca berjenjang-jenjang tingkatan kualitas(orang)nya! Para penulis yang goblok, pasti karya mereka mengekspresikan kedunguan mereka. Dan para pembaca yang bebal pasti mempertontonkan kebebalan mereka.

Ketika aku membaca Kehancuran “Indonesia”, aku membaca kebodohan-kebodohan itu: kehancuran daya cipta dan kecerdasan mayoritas penulis dan mayoritas pembacanya!

Aku bukan (golongan)mereka!
Semoga teman-teman Goodreads Indonesia seperti saya !
Nggak idiot seperti mereka..

SaLeM SaLoM SoLeMnis SaLaM SeLaMat

Teguh Esha

Jakarta, 5 Desember 2010

Categories
GRI

Laporan Pandangan Mata Kopdar ke-3 GRI bandung dengan Tema “Tepang Sono Goodreaders Bandung”

Ehheem.. cek cek.. 1 2 3.. ini hanya sekedar pendangan mata seorang anak manusia yang masih mengantuk dan kecewa dengan hasil imbang Inggris semalam, jadi beberapa fakta yang terjadi beberapa hari yang lalu mungkin sedikit ter-distorsi, harap dimaklumi. Mari kita mulai.

Kisah ini berawal dari pertengahan april yang lalu, saat saya mendapat kabar bahwa Kopdar GRI serempak se-Indonesia bulan Juni ini. Ini kabar terbaik yang saya terima sejak awal tahun, ini adalah kegiatan tahunan yang paling ditunggu Goodreaders Bandung, sebuah hari dimana semua barudak Bandung yang berdomisili disini, ataupun diluar kota, ataupun diluar jawa saling bertatap muka, menggila dengan tidak jelas dan.. dan kegiatan OOT lainnya tentu saja 😛

12 Juni 2010.

Pagi itu saya terbangun dengan tidak terlalu yakin. Saya merasa ada yang aneh dengan hari ini, lima menit pertama saya habiskan dengan merenung kenapa saya harus bangun pada hari sabtu yang cerah ini. Ini aneh, tidak ada yang bangun pada hari sabtu pukul 08.00 pagi, bahkan bocah-bocah rumahan sekalipun masih meneteskan air liurnya pada pukul ini. Kemudian sebuah pikiran dari alam bawah sadar melintas kedalam otak saya yang kecil, saya tersentak “a*****… TELAT…!!!!”

Rasa kantuk, dinginnya air bak mandi dan perut yang lapar tidak terasa lagi. Semua darah terpompa dengan cepat ke paru-paru dan otak. Hari ini adalah hari itu. Saya sangat bergairah, bersemangat dan kesal, kenapa pada hari sepenting ini saya bangun terlambat. Saya harus sudah ada di Hiros Futsal pukul 08.30. Untuk pertama kalinya GRI Bandung mengadakan futsal sebagai awalan acara Kopda. Dan saya harus bergegas, lupakan sepatu, lupakan keramas, lupakan kopi, lupakan sarapan, saya tidak peduli, hari ini saya Futsal bersama GRI.

Futsal adalah kegiatan pertama dalam Kopdar kali ini. Saya kira ini ide yang jenius, sabtu pagi yang cerah, diawali dengan berlarian diatas rumput sintetik, membakar lemak, berkeringat dan tentu saja menyehatkan. Kita semua harus sehat untuk melalui hari ini. Karena hari ini bertema ”Tepang Sono Goodreaders Bandung” hari yang menyenangkan.

Saya datang tepat waktu. Saat itu Aip, Nenangs, Indri dan mas Ibrohim telah berada disana. Tinggal menunggu beberapa orang lagi untuk bisa memulai permainan futsal ala GRI. Akhirnya satu persatu mulai berdatangan, Panda, Imam, teh Fetti, pak A. Gunawan dll. Dan permainan dimulai. Satu yang sangat menarik adalah, saat kita bermain bersama GRI, itu seperti berada digalaksi yang lain, permainan futsal yang tanpa aturan, bermain dengan penuh kebebasan, posisi standar futsal tidak berlaku saat itu. Siapa saja silahkan menggiring dan menendang bola ke gawang mana pun. Ini sangat menarik. Lain kali kita coba lagi yah.. *kedip2-an ama yang ikut futsal”

Setelah menyehatkan diri dengan futsal kami semua beranjak ke Toko Buku BEEBOOK kepunyaan mas Alwi. Toko buku yang baru berumur sebulan yang berada tidak jauh dari tempat futsal ini membangkitkan penyakit kambuhan semua Goodreaders. Kalap. Tentu saja, siapa sih yang tidak? Buku dengan diskon 40%. Tidak ada yang akan berani menolak tawaran ini. Bahkan ada seorang akang-akang yang katanya tidak akan beli namun pada akhirnya keluar toko dengan 2 bungkusan besar penuh dengan buku 😛 *piss kang*

Kamipun berangkat menuju Remo (Resep Moyang). Kafe & Resto yang akan menjadi saksi Kopdar kali ini. Tempat yang keliatan biasa-biasa ini beberapa saat lagi akan menjadi sangat luar biasa. Namun sebelum itu seperti pepatah klub penguyah yang saya bikin-bikin sendiri “Kopdar tanpa makanan enak seperti buku dengan terjemahan yang buruk” saya juga tidak ngerti maksudnya apa, ya begitulah. Buku menu menjadi rebutan dan pelayanpun dibuat bingung oleh bermacam-macannya pesanan.

Perut yang terisi dan dahaga yang terpuaskan menjadi acara pembuka, selanjutnya perkenalan.satu persatu yang hadir berdiri dan memperkenalkan diri serta wawancara pendek untuk beberapa orang, beberapa pertanyaanpun terlontar seperti “lagi dekat dengan siapa?” atau “ikut klub apa? Jadulers, kolor tiis atau trio macam” tentu saja gosip-gosip kecil pun ada disini 😛

Ini daftar hadir Kopdar GRI ke-3 Bandung “Tepang Sono Goodreaders Bandung” :

1

Abdyka Wirmon

2

Panda Surya

3

Aip

4

A. Gunawan A

5

Indah T Lesatari

6

Ayunina R.F

7

Neng Feti

8

Susi

9

Tio

10

Erie SF

11

Iman Sunandar

12

Ibrohim

13

Alwi

14

Sabila Warnada

15

Bulan Tresna

16

Indri

17

ayu yudha

18

Buzenk

19

mute

20

Nanny

21

nenangs

22

D. Wulan Sari

23

Felicia Lasmana

24

Sianawati Sunarto

25

yudi

26

Femmy syahrani

26 orang yang beruntung yang bisa merasakan kegembiraan dan kehangatan GRI Bandung.

Oh ya, selagi memperkenalkan diri, saya menyebarkan sebuah angket sederhana untuk mengukur kinerja GRI Bandung. Dan dari 26 sempel kurang lebih beginilah hasilnya angket tersebut:

Saya tidak tahu berapa persen tingkat akurasinya, namun saya harapkan nilai-nilai diatas bisa menjadi sebuah akuran sederhana atas keadaan dan kinerja komunitas ini umumnya dan dibandung khususnya. Terima kasih buat yang telah berpartisipasi 😀

Sebuah momen yang penting adalah saat Ibu tio melangkah masuk bersama tio. Kedua tangannya menggendong sebuah kue. Chess cake yang bertulisankan “ Goodreads Indonesia, 3 Tahun” dan sebuah lilin merah berbentuk angka 3 juga. Kamipun bersorak seperti bocah dipesta ulang tahun. Lilin diletakkan diatas kue, puncak sumbupun dibakar, lagu selamat ulang tahun dielu-elukan. Tio sebagai anggota termuda dan sekaligus bentuk dari regenerasi mendapat sebuah kehormatan untuk meniup lilin dan mendoakan harapan bersama untuk komunitas ini. Lilin telah padam, harapan telah diucapakan. Mari melangkah bersama dan semoga tuhan berkenan.  

Oh ya selanjutnya its time for quiz. Mas Ibrohim yang datang mewakili Haikal, telah mensponsori acara kuis kali ini. Yaitu menterjemahkan  Extremely Loud and Incredibly Close karya Jonathan Safran Foer ke bahasa sunda. Saya memang tidak bisa bahasa sunda, tapi apa susahnya? Hhmmm.. kuis ini diikuti oleh delapan peserta, Ibu Tio, Bulan, Felicia, Teh Indah, Teh Fetti. Bella, Indri dan Aip dan yang menjadi juri tidak lain tidak bukan Imam dan Erie. Dan untuk pertama kalinya saya menyadari bahwa hal itu tidaklah mudah, beberapa peserta beberapa kali terbata-bata dan ini tidak jarang mengucapkan kata yang salah atau aneh. Saya juga tidak tahu, tapi semua orang nyaris tertawa terpingkal-pingkal olehnya. Dan sayapun ikut tertawa oleh hal yang saya tidak tahu. Tapi serius acara ini rusuh pisan.  Dan setelah rapat tidak panjang antara juri dan saya diputuskan juaranya adalah:

1.    Ibu tio dengan hadiah: Buku Extremely Loud and Incredibly Close karya Jonathan Safran Foer, The Heike Story karya Eiji Yoshikawa, dan The Earthsea Cycle karya Ursula K. LeGuin.

2.    Teh Fetti: dengan hadiah:  Buku Extremely Loud and Incredibly Close karya Jonathan Safran Foer, dan Live Through This karya Debra Gwartney.

3.    Aip dengan hadiah : Buku Extremely Loud and Incredibly Close karya Jonathan Safran Foer dan Silver Phoenix karya Cindy Pon

Kopdar kali ini Bandung kedatangan tamu istimewa, yaitu A. Gunawan A. seorang peniliti LAPAN dan Penulis buku “kiamat 2012; Omong Kosong!!!” ini adalah buku ke-4nya, dan beliau akan memberikan buku tersebut bagi yang bisa menjawab sebuah pertanyaan ilmiah tentang femonena kiamat 2012. Teh fetti yang menjawab dengan tepat dan mendapatkan buku tersebut plus tanda tangan beliau. Arrgghh.. saya juga mau.. 😛

Selanjutnya kuis bebas, beberapa pertanyaan diberikan bergantian oleh Imam dan Erie, siapa yang bisa jawab mendapat bingkisan buku. Dan tentu saja dengan beberapa alasan tertentu trio macan dari bogor tidak bisa mengikuti kuis ini dan memutuskan untuk ngambek  kepada panita selama 3 bulan. Hohohho.. rugi lho ngambek ama kami 😛

Acara ini ditutup dengan sebuah tradisi GRI yang telah berlangsung sejak dahulu kala. Yaitu foto bareng. Saat dimana spanduk GRI dibentangkan setinggi dada, semua orang berdiri dibelakang, tangan menggenggam ujung dan sisi atas spanduk, menyeka rambut, tersenyum manis, beberapa tangan membentuk simbol seperti rock devil “\m/” atau jari telunjuk dan jari tengah yang terkangkang membentuk simbol “peace”. Sebuah foto bersama yang untuk mengenang masa yang indah yang dipersatukan oleh sebuah komunitas.  Goodreads Indonesia.

Ucapan terima kasih yang sangat banyak kepada:

1.    Imam “thesunan” sebagai ketua panitia dadakan yang telah rela secara fisik, mental, waktu dan materi telah banyak berkorban untuk Kopdar kali ini, yang selalu mem-pletak saya tiap saya melakukan hal yang salah 😛 hehehe.. piss bro..

2.    Kang erie, sebagai aki-aki penasehat yang selalu kurang tidur dan siap sedia tiap saat dipanggil dan menerima keluh kesah kami.

3.    Kang nenangs yang telah mensurvei beberapa tempat dan bantuan moril lainnya yang pada akhirnya harus sakit selama 2 hari. Main futsal lagi kang 😛

4.    Ditta dari Bentang, terima kasih untuk buku-bukunya

5.    Luqman Matahati, lovestruck.. lovestruck.. 😛

6.    Tiwik, untuk paketnya yang sangat berharga

7.    Mbak Roos, mbak Lita, Mia, Harun dan Amang untuk motivasi yang berkelanjutan.

8.    Terima kasih untuk Haikal dan mas Ibrohim dari Mahda Book, kuisnya seru sekali.

9.    Dan yang terutama, kepada yang telah hadir dan membuat tanggal 12 Juni 2010 menjadi hari yang sangat menyenangkan dan berkesan. Saya sangat senang bisa berada diantara kalian semua. Sekali lagi, terima kasih

10.  Dan yang terakhir, terima kasih kepada Tuhan yang maha menyatukan.

NB: mohon dikoreksi kalo ada yang salah, terlupa, atau apapun. Mohon maaf jika ada. Saya ini hanya manusia biasa yang belum menelan apa-apa dari kemaren sore. 😀